Cerita Ngentot Pembantu Perawan


Cerita Ngentot Pembantu Perawan, Cerita ngentot pembantu, Cerita Ngentot Pembantu Perawan , Kumpulan Cerita ngentot seru, cerita ngentot paling hot, kumpulan cerita ngentot terbaru 2015, cerita ngentot pembantu lugu, cerita ngentot duniapanas.com. Aku adalah andi dan belum pernah menikah usiaku 30 tahun . aku memiliki seorang pembantu, Sumiah namanya, berumur kurang lebih 23 tahun, belum kawin dan masih lugu karena kami dapatkan langsung dari desanya di Jawa Timur. Wajahnya biasa saja, tidak cantik juga tidak jelek, kulitnya bersih dan putih terawat, badannya kecil, tinggi kira-kira 155 cm, tidak gemuk tapi sangat ideal dengan postur tubuhnya, buah dadanya juga tidak besar, hanya sebesar nasi di Kentucky Fried Chicken sangat tidak sesuai kriteria ku karena memang keinginan dulu karena pengalaman kerjanya. Dan aku biasa melampiaskan nafsuku dengan menyewa wanita malam,tapi aku punya obsesi ingin mencicipi perawan

Cerita ini terjadi pada tahun 1999, berawal ketika aku pulang kantor pukul 19:00 ,Seperti biasanya, aku langsung mengganti celanaku dengan sarung kegemaranku yang tipis tapi adem, tanpa celana dalam. Pada saat aku keluar kamar, nampak Sumiah sedang menyiapkan minuman untukku, segelas besar es teh manis.

Pada saat dia akan memberikan padaku, tiba-tiba dia tersandung karpet di depan sofa di mana aku duduk sambil membaca koran, gelas terlempar ke tempatku, dan dia terjerembab tepat di pangkuanku, kepalanya membentur keras kemaluanku yang hanya bersarung tipis. Spontan aku meringis kesakitan dengan badan yang sudah basah kuyup tersiram es teh manis, dia bangun membersihkan gelas yang jatuh sambil memohon maaf yang tidak henti-hentinya.

Semula aku akan marah, namun melihat wajahnya yang lugu aku jadi kasihan, sambil aku memegangi kemaluanku aku berkata, "Sudahlah nggak pa-pa, cuman iniku jadi pegel", sambil menunjuk kemaluanku.
"Sum harus gimana Pak?" tanyanya lugu.
Aku berdiri sambil berganti kaos oblong, menyahut sambil iseng, "Ini musti diurut nih!"
"Ya, Pak nanti saya urut, tapi Sum bersihin ini dulu Pak!" jawabnya.

Aku langsung masuk kamar, perasaanku saat itu kaget bercampur senang, karena mendengar jawaban pembantuku yang tidak disangka-sangka aku ingin melaksanakan obsesiku. Tidak lama kemudian dia mengetuk pintu, "Pak, Mana Pak yang harus Sum urut.." Aku langsung rebah dan membuka sarung tipisku, dengan kemaluanku yang masih lemas menggelantung. Sum menghampiri pinggir tempat tidur dan duduk.
"Pake, rhemason apa balsem Pak?" tanyanya.
"Jangan.. pake tangan aja, ntar bisa panas!" jawabku.

Lalu dia meraih batang kemaluanku perlahan-lahan, sekonyong-konyong kemaluanku bergerak tegang, ketika dia menggenggamnya.
"Pak, kok jadi besar?" tanyanya kaget.
"Wah itu bengkaknya mesti cepet-cepet diurut. Kasih ludahmu aja biar nggak seret", kataku sedikit tegang.
Dengan tenang wajahnya mendekati kemaluanku, diludahinya ujung kemaluanku Ia menggenggamkan penisnya ke tanganku seperti mengurut .
Jangan begitu tpi seperti ini “dan kuajari supaya tangannya menggerak-gerakkannya naik turun membuat penisku makin bengkak .
“berhenti dulu sum kamu capek ,kok dari tadi kamu urut kok belum juga sembuh bengkaknya .sekarang gentian kamu yang saya urut supaya kamu nanti tahu gimana cara urut bapak yang benar”kataku

"Nggak Pak, saya nggak capek kok pak kataku.
“Tapi kan kamu enggak tahu caranya supaya bengkak ini sembuh biar saya tunjukin dulu nanti bisa kamu bisa praktekin ke bapak”kataku lalu diapun mengangguk
“tapi syarat nya kamu harus telanjang seperti bapak”
Malu ah pak”
Kenapa mesti malu,lha wong bapak saja tidak malu dan hanya saya dan kamu yang tinggal disini kan biar sehat “
aku mulai membuka kancing bajunya satu persatu, sama sekali dia tidak berontak hingga tinggal celana dalam dan Bh-nya saja.
Lalu semua kubuka tanpa penutup. Dia kurebahkan di tepi tempat tidur, lalu aku berjongkok di depan dengkulnya yang masih tertutup rapat, "Buka pelan-pelan ya, nggak pa-pa kok, aku cuma mau urut punya kamu", kataku meyakinkan, lalu dia mulai membuka pangkal pahanya, putih, bersih dan sangat sedikit bulunya yang mengitari liang kewanitaannya, cenderung botak.

Dengan ketidaksabaranku, aku langsung menjilat bibir luar kewanitaannya, tanpa ampun aku jilat, sesekali aku sodokkan lidahku ke dalam, "Akh.. Pak geli.. akh.. akuhhfh.." Klitorisnya basah mengkilat, berwarna merah jambu. Aku hisap, hanya kira-kira 5 menit kulumat liang kewanitaannya, lalu dia berteriak sambil menggeliat dan menjepit kepalaku dengan pahanya serta matanya terpejam. "Akh.. akh.. uahh.." teriakan panjang disertai mengalirnya cairan dari dalam liang kewanitaannya yang langsung kujilati sampai bersih.

"Gimana Sum, enak?" tanyaku nakal. Dia mengangguk sambil menggigit bibir, matanya basah kutahu dia masih takut. "Nah sekarang, kalau kamu sudah ngerti enak, kita coba lagi ya, kamu nggak usah takut!". Kuhampiri bibirnya, kulumat bibirnya, dia mulai memberikan reaksi, kuraba buah dadanya yang kecil, lalu kuhisap-hisap puting susunya, dia menggelinjang, lama kucumbui dia, hingga dia merasa rileks dan mulai memberikan reaksi untuk membalas cumbuanku, kemaluanku sudah tegang.

Kemudian kuraba liang kewanitaannya yang ternyata sudah berlendir dan basah, kesempatan ini tidak kusia-siakan, kutancapkan kemaluanku ke dalam liang kenikmatannya, dia berteriak kecil, "Aauu.. sakit Pak!". Lalu dengan perlahan kutusukkan lagi, sempit memang, "Akhh.. uuf sakit Pak..". Melihat wajahnya yang hanya meringis dengan bibir basah, kuteruskan tusukanku sambil berkata, "Ini nggak akan lama sakitnya, nanti lebih enak dari yang tadi, sakitnya jangan dirasain.." tanpa menunggu reaksinya kutancapkan kemaluanku, meskipun dia meronta kesakitan, pada saat kemaluanku terbenam di dalam liang surganya kulihat matanya berair (mungkin menangis) tapi aku sudah tidak memikirkannya lagi, aku mulai mengayunkan semua nafsuku untuk si Sum.

Hanya sekitar 7 menit dia tidak memberikan reaksi, namun setelah itu aku merasakan denyutan di dalam liang kewanitaannya, kehangatan cairan liang kewanitaannya dan erangan kecil dari bibirnya. Aku tahu dia akan mencapai klimaks, ketika dia mulai menggoyangkan pantatnya, seolah membantu kemaluanku memompa tubuhnya. Tak lama kemudian, tangannya merangkul erat leherku, kakinya menjepit pinggangku, pantatnya naik turun, matanya terpejam, bibirnya digigit sambil mengerang, "Pak.. Pak terus.. Pak.. Sum.. Summ..Sum.. daapet enaakhh Pak.. ahh.." mendengar erangan seperti itu aku makin bernafsu, kupompa dia lebih cepat dan.. "Sum.. akh.. akh.. akh.." kusemprotkan semua maniku dalam liang kewanitaannya, sambil kupandangi wajahnya yang lemas. Aku lemas, dia pun lemas.
Sum aku nikmat sekali, habis ini kamu mandi ya, terus beresin tempat tidur ini ya!", suruhku di tengah kenikmatan yang kurasakan.
"Ya Pak", jawabnya singkat sambil mengenakan pakaiannya kembali.
Ketika dia mau keluar kamar untuk mandi lalu ngeloyor keluar kamar, aku masih tertegun dengan omongannya barusan, sambil menoleh ke sprei yang terdapat bercak darah perawan Sum.

“sum tadikan aku mengajarkannya telanjang kamu harus telanjang juga dong”
Iya pak” lalu dia pun membuka seluruh pakaiannya
Dengan tenang wajahnya mendekati kemaluanku, karena tadi yang pertama saya ajari adalah oral sex maka dia pun mempratekkannya
Perlahan dia memasukkan kemaluanku, kepalanya kutuntun naik turun, awalnya kemaluanku kena giginya terus, tapi lama-lama mungkin dia terbiasa dengan irama dan tusukanku. Aku merasa nikmat sekali. "Akh.. uh.. uh.. hah.." Kulumannya semakin nikmat, ketika aku mau keluar aku bilang kepadanya, "Sum nanti kalau aku keluar, jangan dimuntahin ya, telan aja, sebab itu obat buat kesehatan, bagus sekali buat kamu", bisikku. "Hepp.. ehm.. HPp", jawabnya sambil melirikku dan terus mengulum naik turun.

Akhirnya kumuncratkan semua air maniku. "Akh.. akh.. akh.. Sum.. Sum.. enakhh.." Pada saat aku menyemprotkan air maniku, dia diam tidak bergerak, wajahnya meringis merasakan cairan asing membasahi kerongkongannya, hanya aku saja yang membimbing kepalanya agar tetap tidak melepas kulumannya. Setelah aku lemas baru dia melepaskan kulumannya, "Udah Pak?, apa masih sakit Pak?" tanyanya lugu, dengan wajah yang memelas, bibirnya yang basah memerah, dan sedikit berkeringat. Aku tertegun memandang Sum yang begitu menggairahkan saat itu, aku duduk menghampirinya lalu Bibirnya langsung kuserbu. Lidahnya kuhisap, lama-lama diapun ikut membalasnya. Usai saling isep lidah. Lidahku mulai menuruni lehernya. Aku menggelinjang geli. Lebih lagi sewaktu lidahnya menjilat-jilat pangkal payudaraku sampai ke sela-sela tetekku hingga aku mulai mengulum ujung pentilnya yang masih kecil dan mengenyut-ngenyutnya bergantian kiri-kanan. “akhh akhhh.. diapun mendesah kenikmatan dan akupun turun lagi ke vaginanya dan kuputar tubuhku hingga kontolku berada di mulutnya lalu kuperintahkan dia mengulumnya dan akupun memainkan klirotisnya dengan mulutku dan kutusuk tusuk vaginanya .kamipun saling merangsang
Shhtt.. pak.. ahhss.. terus pak" sumiah semakin keras meracau dan agaknya dia sudah hampir mencapai puncak kenikmatan.
"Ahh.." Sambil badannya melenting kebelakang dengan kepala mendongak akhirnya mencapai kenikmatannya yang pertama.
Aku pun kemudian mengarahkan penisku kembali ke dalam vaginanya.

Ahh.. erang sum kembali ketika penisku kembali menyesaki liang kewanitaannya.

Langsung kupompa dengan ganas tubuh nya. Erangan nikmat kami berdua memenuhi ruangan itu, ditambah dengan bunyi derit ranjang menambah panas suasana. Kulihat sumi menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri menahan nikmat. Tangannya meremas-remas sprei ranjang.

pak.. hampir dapat enakkh pak.. Terus.. Ahh.. Ahh jeritnya sambil tubuhnya mengejang dalam dekapanku.

Kugenjot semakin cepat karena saya juga mau keluar tak berapa lama “akh Sum.. akh.. akh.. akh.." kusemprotkan semua maniku dalam dan kurasakan dia juga merasakan orgasme juga.

Related Posts:

0 Response to "Cerita Ngentot Pembantu Perawan"

Posting Komentar